Presiden Apresiasi 503 Kepala Sekolah dengan Indeks Integritas UN Tertinggi
Jakarta, Kemendikbud Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada 503 kepala sekolah dari sekolah-sekolah yang memiliki indeks integritas ujian nasional (UN) tertinggi se-Indonesia. Penilaian tersebut dilakukan dengan memperhatikan data konsistensi integritas, yaitu cara dan proses siswa melaksanakan UN dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Dalam sambutannya, Presiden menekankan pentingnya kejujuran dan nilai-nilai integritas.
"Kejujuran adalah nilai fundamental, nilai dasar dalam membangun karakter bangsa," ujar Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin pagi (21/12/2015).
Presiden mengatakan, nilai-nilai integritas harus ditumbuhkan sejak dini kepada anak-anak. Rumah dan sekolah merupakan arena pembelajaran untuk mengenalkan dan mengembangkan nilai-nilai kejujuran dan integritas. Orang tua dan keluarga adalah lingkungan pertama di mana anak diperkenalkan dengan nilai-nilai integritas. Kemudian saat anak memasuki usia sekolah, ia juga belajar dari lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
"Sekolah harus jadi zona kejujuran, zona integritas," tegas Presiden Jokowi.
Sementara dalam laporannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, kehadiran 503 kepala sekolah dari sekolah-sekolah dengan indeks integritas UN terbaik se-Indonesia ini menjadi salah satu bukti bahwa masih banyak sekolah yang memiliki integritas. Penilaian indeks integritas UN ini juga merupakan salah satu komponen penerjemahan revolusi mental yang menekankan bahwa prestasi tidak hanya prestasi akademik, tetapi juga prestasi kejujuran.
Mendikbud menjelaskan, sebenarnya yang diambil adalah kepala sekolah yang sekolahnya mendapat peringkat 500 teratas indeks integritas UN se-Indonesia. Namun dalam penilaian, ada tiga sekolah yang memiliki indeks integritas yang sama, sehingga total penerima penghargaan kepala sekolah dengan indeks integritas UN terbaik berjumlah 503.
"Sebanyak 218 SMP dan MTs dengan indeks integritas 92-99. Lalu 150 SMA/MA dengan indeks integritas 92-99, dan 135 SMK dengan indeks integritas 93-99," tutur Mendikbud.
Penilaian integritas ini, ujar Mendikbud, diukur dengan melihat pola kerja sama dan pola kecurangan peserta didik di suatu sekolah dalam mengerjakan soal ujian nasional. "Angkanya (indeks integritas) 0 sampai 100. Jika tidak ada kecurangan, angkanya 100. Jika terdapat 20 persen kecurangan, angka integritasnya 80. Kita tidak bisa mengukur kejujuran, tetapi bisa mengukur ketidakjujuran," tutur Mendikbud. Ia menambahkan, metode penilaian integritas seperti itu sudah banyak dipraktikkan di berbagai negara.
Sebanyak 503 kepala sekolah yang mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi di Istana Negara tersebut berasal dari 24 provinsi, sehingga ada 10 provinsi yang tidak masuk dalam peringkat indeks integritas UN tertinggi. "Tahun depan kita berharap semua provinsi masuk 500 teratas indeks integritas UN," kata Mendikbud. (Desliana Maulipaksi)